HIDUP HARUS DIMAKNAI
“Manusia terbaik adalah yang paling
bermanfaat bagi manusia yang lain”
-Al-Hadist.
Dalam kehidupan keseharian kita, sering menyaksikan teman, tetangga atau kerabat dekat kita telah meninggal dunia dan berlalu begitu saja. Setelah dikuburkan maka tamatlah riwayatnya, tidak ada lagi perbincangan atau cerita mengenang almarhum. Seakan dalam perjalanan hidupnya didunia ini, keberadaannya dan ketiadaannya tidak memberi makna baik pada lingkungannya maupun dalam keluarganya. Dia hanya pernah tercatat secara wujud pisik tetapi tidak ada meninggalkan kesan-kesan positif. Itulah yang sia-sia, hidup yang tidak bermakna.
Sesungguhnya kalau direnungkan setiap orang yang lahir memiliki potensi diri yang maha unggul. Sebut saja dalam ilmu Embriologi, masing-masing diri kita sebelum dilahirkan yaitu pada waktu diri kita masih berwujud sperma di dalam rahim ibu, telah melakukan persaingan ketat diantara saudara-saudara sperma yang lain. Dalam setiap ejakulasi (Pancaran sperma) yang volumenya sekitar 3 sampai 5 cc terkandung di dalamnya tiga sampai lima juta sperma yang kesemuanya ingin hidup seperti kita saat ini. Tetapi karena persaingan ketat memaksa mereka semua gugur karena berlaku hukum; satu telur satu sperma. Sperma yang paling gesit, lincah dan cerdas lah yang akan membuahi sel telur yang disiapkan ibu kita dalam kandungan. itulah wujudnya yang berkembang menjadi embrio yang kemudian menjadi bayi dan terlahirlah kita semua.
Jadi keberadaan diri kita didunia ini sungguh sangat potensial, paling tidak kita tercatat telah mengalahkan berjuta-juta saudara kita dalam rahim ibu. Setiap individu yang terlahir adalah bibit unggul yang telah menyingkirkan atau mengalahkan saudara-saudara sperma yang lain yang jumlahnya jutaan. Dengan kata lain potensi diri kita harus tetap dipelihara, unggul bukan hanya di dalam rahim tetapi tetap eksis di dalam kehidupan keseharian di dunia ini. Kita terpilih untuk lahir dan membawa amanah besar mewakili saudara-saudara kita yang tadinya mereka-mereka itu berkeinginan juga lahir di dunia ini namun karena hukum alam bahwa hanya satu sperma yang berhak membuahi satu telur maka dengan sendirinya mereka tidak berkesempatan menghirup udara seperti halnya kita.
Bisa dibayangkan betapa kecewanya saudara-saudara kita yang telah gugur itu bila hidup ini tidak diisi dengan hal-hal positip. Hidup harus dimaknai dengan melakukan hal-hal positif. Hidup ini harus dilihat sebagai peluang yang menjanjikan. Menumbuhkan idealisme dan creatiativitas yang bermanfaat bukan hanya untuk diri sendiri tetapi orientasinya untuk kemaslahatan orang banyak. Ukir dibenak kita bahwa apa yang kita lakukan sesungguhnya adalah ibadah dan dilakukan dengan ikhlas. Lakukan setiap pekerjaan dengan penuh kesungguhan. Perbedaan orang sukses dan orang gagal terletak pada kesungguhan melakukan pekerjaannya. Yang sukses melakukan dengan penuh kesungguhan sedangkan yang gagal melakukan pekerjaannya dengan bisasa-biasa saja. Hayati terus makna perjuangan dan pengorbanan saudara-saudara kita yang berkeinginan juga lahir ke dunia ini tapi akhirnya tidak bisa karena hukum alam. Mereka semua pasrah namun mereka menitipkan pesan agar kita menjadi manusia terbaik, unggul dan bermanfaat ke pada semua orang. Jangan menjadi sampah masyarakat, tahunya dikasihani dan membebani masyarakat. Jakarta 24 Maret 08
Tidak ada komentar:
Posting Komentar